Cara Pencegahan Naiknya Turnover Rate
Mencegah tingginya tingkat turnover karyawan terutama mencegah perginya karyawan yang dapat menyebabkan disfungsi perusahaan. Tergantung dari sistem dan budaya kerja yang dibangun. Berikut pencegahan yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat turnover karyawan.
Turnover karyawan adalah pergantian sumber daya manusia (SDM) di dalam sebuah organisasi perusahaan yang diukur dari tingkat tenaga kerja yang keluar atau berhenti dari pekerjaan dalam satu periode tertentu, misalnya bulanan, triwulan, semester, atau tahunan.
Semakin banyak karyawan yang berhenti, semakin tinggi tingkat turnover di perusahaan. Sebaliknya, semakin sedikit pekerja yang keluar dari perusahaan, semakin rendah turnover rate.
b. Produktivitas terganggu
Selama jabatan karyawan resign kosong atau dalam proses rekrutmen, produktivitas dan kinerja tim akan terganggu. Setelah terisi, karyawan baru tetap membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan tim dan sistem kerja di perusahaan.
Apabila karyawan low-performer berhenti, mungkin tidak banyak berpengaruh bagi produktivitas. Justru, perusahaan bisa mencari pengganti yang berkinerja lebih baik. Namun, jika yang resign adalah karyawan top-performer di perusahaan, maka dampak penurunan produktivitas bisa signifikan.
Cara menghitung turnover karyawan
Untuk mengetahui turnover rate, kita dapat menghitungnya dengan cara membandingkan jumlah karyawan yang keluar perusahaan atau berhenti bekerja terhadap jumlah karyawan rata-rata di periode yang sama.
Sebagai contoh, kita bisa menghitung tingkat turnover karyawan dalam periode pendek dan panjang, misalnya bulanan dan tahunan.
Turnover karyawan bulanan
Tingkat turnover bulanan merupakan rasio antara jumlah karyawan yang keluar atau berhenti terhadap rata-rata jumlah karyawan dalam waktu satu bulan kalender.
Rumus perhitungannya seperti berikut:
Contoh, apabila jumlah rata-rata karyawan adalah 100 orang, sedangkan jumlah karyawan yang keluar dalam bulan bersangkutan adalah 8 orang, maka turnover rate: 8/100 x 100 = 8%.
Perhitungan turnover bulanan lebih tepat untuk perusahaan yang mempekerjakan karyawan tidak tetap yang perputarannya cepat, kontrak jangka pendek, dan karyawan musiman, yang durasinya kurang dari 1 tahun.
Baca Juga: 5 Cara Membuat Employee Wellness Program yang Baik
Jenis turnover di perusahaan
Turnover karyawan bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Turnover yang dilakukan oleh perusahaan atau menjadi bagian dari rencana. Seperti berakhirnya masa kontrak PKWT, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan pensiun.
b. Turnover secara sukarela, yaitu perputaran karyawan yang didorong oleh keinginan karyawan sendiri atau di luar rencana perusahaan. Contohnya adalah karyawan mengundurkan diri (resign).
Baca Juga: Menghitung Hak Karyawan Resign
Turnover yang direncanakan perusahaan tidak menimbulkan dampak. Sebab, pergantian karyawan telah dihitung di awal, misalnya dalam tahun ini berapa karyawan PKWT yang akan habis masa kontraknya, berapa yang akan pensiun, dan berapa yang akan diberhentikan karena alasan efisiensi.
Artinya, perusahaan telah merencanakan anggaran untuk pergantian karyawan, baik dalam upaya perekrutan karyawan baru maupun perkiraan kompensasi yang diberikan sebagaimana diatur dalam PP No. 35 Tahun 2021. Semua biaya dapat diperkirakan di depan.
Sementara itu, turnover yang sifatnya sukarela sulit diantisipasi. Sebab kita tidak pernah tahu pasti berapa jumlah karyawan yang akan mengundurkan diri dalam kurun 6 bulan atau setahun ke depan. Turnover ini menimbulkan dampak bagi perusahaan dan bisnis.
Dampak turnover karyawan
Turnover yang disebabkan oleh karyawan resign dapat menimbulkan dampak, antara lain:
Bangun Perencanaan Karier Individu yang Baik
Idealnya, perusahaan harus memiliki perencanaan karier individu untuk melihat bagaimana karier mereka dapat berkembang selama bekerja di tempat Anda.
Perencanaan karier individu dapat membantu karyawan untuk mengidentifkasi kekuatan, kelemahan, serta potensi yang ada di dalam diri mereka. Selain itu, perencanaan juga dapat melihat apa saja skill yang mereka butuhkan atau harus perbaiki agar mereka bisa naik level.
Hal ini tidak akan efektif jika dilakukan secara manual karena ada beberapa metriks yang harus disimpan dengan rapi untuk menjadi acuan.
Membantu hal ini, Mekari Talenta memiliki fitur Individual Plan yang dapat mengurangi waktu HR dalam menyusun perencanaan individu karyawan.
Berkat adanya data perkembangan karyawan yang terintegrasi dalam sistem, HR hanya butuh waktu yang singkat untuk melakukan personalisasi kompetensi karyawan.
Jadi, masing-masing karyawan punya goals yang berbeda satu sama lain untuk masing-masing mereka capai dalam kurun waktu tertentu. Ini adalah bentuk partisipasi perusahaan dalam mengakomodir kebutuhan karyawan untuk berkembang, sehingga tingkat turnover dapat diminimalisir.
Kompensasi yang Kurang Kompetitif/Memadai
Karyawan bekerja untuk mendapatkan bayaran dalam bentuk gaji, tunjangan, atau benefit seperti THR. Maka, bila kompensasi yang diberikan terlampau kecil, karyawan akan tertarik untuk mencari pekerjaan dengan bayaran yang lebih besar.
Penyebab Turnover Karyawan
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab turnover karyawan tinggi.
Dalam meninjau tingkat perputaran tenaga kerja, tim HRD dapat membagi faktor menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor di luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Misalnya, perubahan aspirasi career path karyawan, orang tua karyawan yang sakit, dan karyawan yang pindah sehabis menikah.
Mengingat faktor eksternal yang berada di luar kendali perusahaan, ada baiknya bagi tim HRD untuk memfokuskan perhatian pada faktor/kondisi internal perusahaan.
Beberapa faktor yang sering menjadi alasan bagi karyawan untuk meninggalkan perusahaan antara lain sebagai berikut.